Pages

Kamis, 13 Oktober 2011

WAKTU DALAM KEHIDUPAN MUSLIM

WAKTU DALAM KEHIDUPAN MUSLIM
(Ringkasan Buku)
Bagian V
Tata Kehidupan Harian Seorang Muslim
Seorang muslim menginginkan manfaat dari umurnya, mengikuti tata kehidupan harian dalam Islam:
1.       Meninggalkan tempat tidur sejak fajar menyingsing atau paling lambat sebelum matahari terbit
2.       Melaksanakan shalat wajib (Shubuh) dan sunnah, memanjatkan yang mudah doa-doa pagi yang diajarkan Rasulullah
3.       Membaca Al Qur’an dengan khusyu’ dan berusaha memahaminya
4.       Sarapan yang sederhana sebelum berangkat kerja mencari rizki dan kehidupan. Bekerja keras dengan pekerjaan yang halal. Pekerjaan dunia bagi orang Islam adalah ibadah dan perjuangan bila disertai niat yang benar dan tidak lupa mengingat Rabbnya serta ditunaikan dengan rapi dan amanah.
5.       Berbakti kepada masyarakat, menolong anggota masyarakat dengan memudahkan urusannya yang dapat menjadi shadaqoh jariyah
6.       Shadaqoh jariyah ini merupakan kewajiban setiap muslim pada setiap harinya
7.       Shalat zhuhur di awal waktu dan berjamaah
8.       Makan siang dengan makana yang baik dan tidak berlebihan melampaui batas kesehatan dan batas yang diharamkan
9.       Bagi muslim di Negara iklim panas, sebagian menghajatkan istirahat siang hari dan malam harinya berjaga untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT, sehingga pagi harinya bangun tepat waktunya.
10.   Ketika waktu shalat Ashar tiba, muslim harus segera bangkit dari tempat tidurnya bila ia sedang istirahat atau dari hiruk pikuk pekerjaannya bila ia sedang bekerja, unutk mengerjakan shalat Ashar
11.   Manakala matahari tenggelam, muslim segera mendirikan shalat Magrib di awal waktu karena waktunya sangat sempit
12.   Setelah itu membaca do’a-do’a sore hari yang mudah
13.   Setelah makan malam sederhana, muslim segera mendirikan shalat Isya dan shalat sunnahnya dan mengakhirkan shalat witir hingga akhir malam, bila ia biasa melaksanakan shalat malam, kalau tidak ia dapat menunaikannya sebelum tidur.
14.   Sebelum tiba waktu tidur masih ada kesempatan untuk menunaikan hak dan kebutuhannya, seperti bertamu, bercakap-cakap dsb
15.   Bagi setiap muslim menyediakan sedikit waktu untuk membaca buku dan majalah atau bacaan lain yang bermanfaat bagi dirinya, agamanya, dan dunianya.
16.   Bukanlah dosa bagi seorang muslim untuk menghibur dirinya dengan permainan atau hiburan yang dihalalkan, yang tidak menyimpang dari keharusan beribadah kepada Alloh SWT, bahkan tidak keluar dari hak matanya untuk tidur, hak raganya untuk istirahat, hak keluarganyauntuk dilindungi, pekerjaannya untuk ditekuni, dan hak-hak lainnya
17.   Tidak baik seorang muslim begadang di waktu malam untuk hiburan bagi dirinya sehingga melanggar beberapa kewajibannya meskipun tidak disengaja
18.   Sepuluh hak atau kewajiban yang diperintahkan Alloh SWT: mengabdi kepada Alloh SWT, berbuat baik kepada ibu-bapak, memelihara hak karib kerabat, memenuhi hak orang yang lemah, hak suami istri, hak tuan atas hamba sahayanya

Bagian VI
Manusia Antara Kemarin Hari ini dan Esok
                Waktu dalam hidup manusia dibagi menjadi tiga bagian: kemarin, hari ini, dan esok. Manusia dibagi menjadi tiga kelompok: pengabdi masa lalu, pengagum masa kini, pemuja masa depan, dan yang serasi dan seimbang dengan memberikan haknya masing-masing.
1.       Hamba masa lalu
Di antara manusia ada yang hamper tidak tahu dan tidak mengerti waktu kecuali masa lalu, seperti hidup hanya pada hari kemarin saja. Gambaran hamba masa lalu sbb:
a.       Gambaran orang yang hidup dengan membangga-banggakan masa lalu dan membesar-besarkan kemuliannya tanpa mau menambah dengan hal yang baru sehingga terlihat hubungan yang erat masa lalu dan sekarang
b.      Gambaran para pewaris yang mengajak untuk menyucikan peninggalan masa lalu dengan segala kebenaran dan kesalahannya, kebaikan dan keburukannya, mereka beranggapan bahwa yang lalu selamanya lebih baik dari yang sekarang dan yang sekarang tidak mungkin lebih baik dari yang dahulu
c.       Gambaran orang yan hidup hanya dengan mengikut buta apa yang terjadi di masa lalu, dengan alas an takut meninggalkan warisan leluhur
d.      Gambaran orang yang hidup dengan menyesali apa yang telah lalu, meratapi apa yang apa yang telah ditinggalkan
2.       Para pengabdi masa depan
Golongan orang yang menggantungkan dirinya pada masa mendatang, berpaling dari apa yang terjadi di masa lalu, menolak sejarahnya dan sejarah umatnya, meninggalkan warisan-warisan kebudayaan, agama, dan kemajuan masa lalu.
3.       Pengagum-pengagum masa kini
Ada manusia yang tidka mau menengok kembali masa lalunya dan tidak mau melihat masa yang akan datang. Hidup hanya untuk hari ini saja.

Bagian VII
Pandangan Yang Benar Terhadap Waktu
Pandangan Islam yang benar tentang zaman sebagai bserikut:
1.       Keharusan menengok masa lalu
Mempelajari sejarah masa lalu berarti mengambil pelajaran dari kejadian-kejadiannya, menimba sejarah perjalanan umatnya, memperhatikan ketentuan Alloh yang terjadi atas mereka.
2.       Perhatian terhadap masa depan
Adalah keharusan untuk memperhatikan masa depan. Fitrah manusia terikat dengan masa yang akan dating, tidak dapat mengabaikannya atau meletakkannya di balik telinga. Ia diberi daya ingat untuk mengenang masa lalu dan diberi imajinasi untuk memandang masa depan dengan kemungkinan kejadiannya
3.       Perhatian terhadap saat ini
Seorang mukmin mesti menengok masa lalu untuk mengambil pelajaran, manfaat dan perhitungan serta memandang ke muka guna menyiapkan bekal atau persiapan hari esok, juga harus memfokuskan perhatian secara khusus pada masa yang sedang berlangsung untuk digunakan sebelum hilang dan berlalu.

Bagian VIII
Bagaimana Manusia Memanjangkan Umurnya
                Bagi Alloh SWT umur manusia yang sebenarnya adalah yang tertulis di dalam lembaran sejarah hidupnya dari amal shaleh atau perbuatan baik. Seseorang hanya dapat memanjangkan usianya dengan jalan memperbanyak amal ibadah kepada Alloh SWT, berbuat baik kepada sesama makhluk, ikhlash dan tekun dalam bekerja.
                Harga atau kedudukan seseorang ditentukan oleh banyaknya manfaat atau pengaruh dari perbuatannya dalam kehidupan orang lain, seperti:
1.       Menunjukkan manusia kea rah kebaikan, menolong dari kesengsaraan, membebaskan dari penganiayaan, menjaga dari musuh
2.       Dakwah kepada Alloh dan jihad di jalan-Nya menduduki tempat tertinggi di sisi Alloh SWT
“Barangsiapa mengajak pada kebaikan, maka baginya pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
3.       Keadilan para pemimpin dan penguasa, yang merupakan perlakuan baik terhadap sejumlah masyarakat, bahkan boleh jadi merupakan suatu bangsa atau ummat. Ini temasuk jihad melawan hawa nafsu dari berbuat aniaya atau sewenang-wenang.
“Sehari dari kehidupan seorang pemimpin yang adil lebih baik dari beribadah 60 tahun” (HR Thabrani)
4.       Manusia yang dapat mengerjakan projek besar dalam waktu singkat, seperti Rasulullah saw  yang telah menyelamatkan manusia dari alam kesesatan kepada kehidupan berbudaya tinggi, dalam jangka waktu 23 tahun
5.       Khulafaur Rasyidin dan para sahabat membuka dunia, menyebarkan Islam, mengajar bangsa-bangsa, mengangkat mereka dari budaya dan bahasa yang sesat, dalam waktu beberapa puluh tahun
6.       Umar bin Abdul Azis, memerintah kurang dari 2 tahun, mampu mengembalikan system pemerintahan ke jalan yang benar.

Bagian IX
Umur Kedua Bagi Manusia
                Orang yang dalam kehidupan di dunia mendapatkan taufik dan hidayah dalam memanfaatkan waktunya, maka setelah mati ia seolah-olah masih hidup. Hal itu terjadi bila ia mewariskan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang sesudahnya, seperti:
1.       Ilmu pengetahuan
2.       Amal Shaleh
3.       Kebiasaan-kebiasaan yang baik yang diteladani
4.       Lembaga yang memberikan hasil kepada mereka yang dating sesudahnya
5.       Keturunan yang shaleh dan berpendidikan yang dating sesudahnyayang meneruskan perjuangan hidup dan perilaku baiknya
“Apabila anak Adam meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR Muslim)
“Sesungguhnya yang diperoleh orang mukmin dari perbuatan dan kebaikannya setelah kematiannya adalah: ilmu yang diajarkan dan disebarluaskannya, anak shaleh yang ditinggalkannya, mushaf (Al Qur’an) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang didirikan bagi ibnu sabil, sungai yang dialirkannya, dan shadaqoh yang dikeluarkan dari hartanya semasa sehat dan hidupnya yang mendapatkannya setelah kematiannya.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi)
“Barang siapa yang membuat contohan yang baik, maka baginya pahala dan pahala orang-orang yang mengerjakannya hingga hari kiamat.” (HR Muslim)
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan….” (QS Yasin : 12)

Bagian X
Bencana-Bencana Waktu
Bencana yang dapat menghabiskan waktu seseorang dan memakan usianya jika ia tidak berhati-hati terhadap bahayanya, diantara bencana tersebut:
1.       Kelalaian
Merupakan penyakit yang selalu menimpa pikiran dan hati manusia manakala menghilangkan kesadarannya terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan terhadap pertukaran siang dan malam, bahkan dapat menghilangkan perhatian terhadap arti dari segala sesuatu serta akibat dari semua kejadian. Ia melihatnya hanya sebagai gambaran bukan arti sesungguhnya, sebagai gejala bukan hakikat, hanya berbentuk kulit bukan isi.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al A’raf: 179)
2.       Menunda Pekerjaan
Menunda pekerjaan/kewajiban hari ini, mengandung bencana karena:
a.       Tidak ada jaminan untuk bisa hidup hingga besok
b.      Meskipun tidak dapat menjamin hidup hingga besok, tidak bebas juga dari gangguan-gangguan yang datang dengan tiba-tiba seperti kesibukan-kesibukan yang baru atau kecelakaan
c.       Sesungguhnya bagi tiap-tiap hari ada aktivitas dan bagi tiap-tiap saat ada kewajiban
d.      Sesungguhnya mengakhirkan pelaksanaan perintah dan menunda perbuatan baik menjadikan jiwa terbiasa meninggalkannya 
e.      Sesungguhnya bekerja merupakan kebutuhan utama/penting bagi hidup manusia, maka orang yang tidak bekerja tidak mempunyai hak untuk hidup
3.       Mencerca zaman
Melemparkan cacian terhadap zaman, mengeluh karena kejamnya zaman dan kerasnya kehidupan, sampai-sampai  sebagian orang menggambarkan zaman sebagai musuh yang ganas atau hakim yang zalim.
Ini semua akibat pandangan yagn dipaksakan, sebagai usaha individu atau masyarakat untuk membebaskan diri dari beban atau tanggung jawab yang merupakan akibat dari kesalahan mereka sendiri.
Wallahu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar