Pages

Kamis, 04 Agustus 2011

“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain”

Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain. (HR Ath Thabrani dari Anas RA)
Beberapa hikmah:
1.      Terbuat dari bahan yang terbaik
Cermin adalah benda yg dibuat dari jenis pasir yg berkualitas terbaik bila dibandingkan dengan benda-benda yg terbuat dari tanah/pasir misalnya genting, batu bata, keramik atau gerabah lainnya. Bahan kuarsa pun yg terbaik, bila tidak maka nanti tidak bisa menghasilkan pantulan yg sempurna, sehingga pantulan gambar yg ditampilkan tidak terlihat seperti aslinya.
Mukmin menyadari bahwa dia termasuk makhluk mulia pilihan Alloh SWT sehingga mendapatkan hidayah iman dan Islam. Kesadaran inilah yg melahirkan sikap bangga sebagai seorang mukmin (Izzah), sikap waspada dan hati-hati dalam bertutur kata dan bertindak, agar tidak menurunkan kemuliaan yg telah dianugerahkan kepadanya.
Kesadaran ini juga akan berpengaruh pada tindakan untuk selalu terus-menerus melakukan perbaikan diri sehingga bisa mempertahankan  bahkan mungkin meningkatkan derajatnya di mata Alloh SWT, yaitu derajat ketaqwaan.
2.      Bermanfaat untuk semua orang
Kalau kita lihat hampir di semua tempat terdapat cermin, misal di kamar, rumah, hotel, warung, optic, supermarket, dll. Ini menunjukkan bahwa cermin adalah benda yang diperlukan untuk memperbaiki penampilan seseorang, tidak melihat apakah orang kaya atau miskin, cantik atau tidak, ganteng atau tidak. Semuanya.
Begitulah hendaknya seorang mukmin menjadi orang yg diperlukan oleh semua orang dan memberikan manfaat bagi semua orang tanpa membedakan status kedudukan mereka. Ingat sabda Nabi SAW, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain.
3.      Menasihati dengan bijak
Orang yg bercermin pasti akan mengikuti apa yg menjadi nasihat si cermin dan segera melakukan apa yang dinasihatkan dan segera melakukan apa yang menjadi arahannya. Misalnya ada yang kurang rapi atau ada kotoran di rambut atau pakaian, maka ia segera merapikan dan membersihkan kotoran tersebut. Dan orang tersebut tidak marah-marah kepada cermin yang telah menunjukkan kekurangan-kekurangannya.
Hendaknya setiap mukmin memberikan nasihat dan arahan-arahan dengan memperhatikan adab-adab dalam memberi nasihat, tidak dengan kata-kata kasar dan tidak mempunyai niat untuk menjelek-jelekan orang yang dinasihati, sehingga bisa menyebabkan orang yg dinasihati tersinggung dan menolak dari  nasihat/arahan yang telah disampaikan
4.      Manjaga rahasia
Cermin tidak  pernah membuka rahasia siapapun orang yang pernah berdiri di hadapannya. Tidak pernah mengatakan: apakah kamu kenal dengan fulan bin fulan? Sesungguhnya saya muak dengan penampilannya, saya mau muntah mencium bau badannya.
Hendaknya mukmin menjaga aib saudaranya dan menutup aibnya. Seabagaimana Sabda Nabi SAW, “Barangsiapa menutup aib seorang muslim maka Alloh akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. “ HR Muslim
5.      Kejujuran
Cermin tidak pernah berbohong, kalau yg berdiri di hadapannya berpenampilan rapi maka ia munculkan bayangan yg rapi. Demikian juga sebaliknya.
Hendaklah seorang mukmin berkata jujur kepada siapapun dan di manapun, kecuali dalam tiga hal: ketika di medan perang, ketika mendamaikan saudaranya yg sedang berseteru, pasangan suami istrinya ketika menjaga keharmonisan keluarga.
6.      Memerlukan orang lain untuk menjaga dan membersihkannya
Betapapun cermin memiliki berbagai sifat kebaikan, bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Cermin bisa pecah bila tidak dijaga dan dilindungi. Cermin akan kotor dan berdebu bila tidak dibersihkan secara rutin oleh orang yang memakainya.
Sehebat apapun seorang mukmin masih memerlukan nasihat dan sumbangan pemikiran dari orang lain. Dia perlu perlindungan dari godaan syaithon dan manusia dengan hidup di tengah-tengah lingkungan yg baik yaitu di antara orang-orang yg shalih. Ingatlah kisah seorang ahli ibadah yang mati bersujud kepada syaithan untuk mendapat perlindungan syaithon setelah melakukan perzinahan dan pembunuhan terhadap seorang gadis. Memberikan hikmah kepada kita untuk selalu hidup berjamaah, karena yg menyebabkan  seseorang tergilincir jatuh dalam dosa adalah karena hidup menyendiri dan tidak bersama orang-orang shalih.