Pages

Minggu, 29 Mei 2011

Menjaga Kehalalan Harta

Mencari harta halal
            Harta merupakan rizki (anugerah) Alloh SWT, tiap-tiap makhluk hidup telah diberikan jalannya untuk meraih dan menjemput rizki yang telah ditetapkan oleh Alloh SWT, tidak terkecuali binatang melata, semut, ulat, cacing, binatang yang berjalan dengan kaki dua, ayam, bebek, dll; binatang berkaki empat piaraan, sapi, kerbau, kambing, dll; binatang berkaki empat yang liar seperti singa, gajah, harimau, dll; hingga binatang yang di udara burung dengan berbagai jenisnya; dan tidak ketinggalan manusia. Semuanya sudah dijamin oleh Alloh SWT rizki mereka, dan akan mereka raih dan jemput dengan cara mereka masing-masing.
            Ketika hariamau berhasil menangkap mangsanya kemudian memakan dagingnya, kemudian datanglah burung-burung kecil hinggap di sisa-sisa daging yang dimakan harimau tadi, burung-burung kecil tidak menghiraukan harimau, bahkan sambil melompat-lompat kecil terlihat acuh menikmati makanan. Setelah kenyang tidak lupa membawa untuk anak-anaknya yang sedang menunggu di sarangnya. Namun tidak semua daging itu bisa dimakan oleh harimau, sebagian daging itu tercecer. Semut-semut menemukannya, bergotong royongmengangkut sisa daging ke dalam liangnya. Beberapa kumbang juga ikut nimbrung menikmatinya karena sisa daging itu tidak terangkut oleh kawanan semut. Tak ada rebutan antar mereka. Kehidupan rukun dan damai antar semua binatang nampak sedang mereka tontonkan ….. Subhanallah.
Ada empat hal dari fenomena pemberian rizki oleh Alloh SWT, yaitu;
1. Alloh SWT menjamin pembagian rizki setiap hambaNya
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” QS Hud (11) : 6
Dan perintah untuk mencari karunia Alloh SWT
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” QS Al Jumu’ah (62) : 10
“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak…” QS An Nisa (4) : 100
2. Jalinan rizki yang ada menuntut kita untuk saling berbagi dan lebih peduli, untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk nyata sesuai tuntunan
            Dalam mencari rizki-Nya, setiap makhluk menyadari akan kebutuhannya, bukan keinginannya. Proporsional sesuai dengan kebutuhannya, tidak berlebihan dan tidak serakah, yang akhirnya mendorong untuk menimbun, menguasai seluruh makanan, harta dan materi yang ditemui. Burung-burung kecil tidak mematuk lidah, gusi, atau bagian lain dari mulut sang buaya.
3. Berpikir akan siklus hidup tidak saja merupakan kewajiban dan kerja akal semata
            Akan tetapi Alloh SWT yang merekayasa segalanya.
“Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezeki-Nya?” QS Al Mulk (67) : 21
4. Meyakini bahwa Alloh SWT adalah Dzat dan Penyebab segala sumber nikmat rizki yang telah diterima.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” QS Al Baqarah (2) : 172
Tujuan Mencari Harta
1.      Memenuhi nafkah
2.      Bukan untuk saling bermegah-megahan
3.      Untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT dan taat kepadaNya
4.      Menjalin silaturahim
Menjaga kehalalan harta
            Rasulullah SAW menegaskan tentang pertanyaan di hari kiamat tentang harta, yaitu dari mana didapat dan ke mana diinfaqkan/dimanfaatkan.
“Tidak akan tegak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga akan ditanya kepadanya 4 perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya bagaimana dilakukannya, tentang ilmunya untuk apa digunakannya, tentang hartanya dari mana di dapat dan ke mana diinfaqkan.” HR. Muslim
            Tentang harta ditanyakan dua hal, yaitu:
1.      Dari mana/bagaimana mencari harta
2.      Ke mana/bagaimana menginfaqkan harta
Mencari harta
            Kriteria dalam mencari harta:
1.      Halal dan baik
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” QS Al Baqarah (2) : 168
2.      Dilakukan dengan cara sah dan saling ridho
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” QS An Nisa (4) : 29
3.      Tidak dengan cara curang
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” QS Al Baqarah (2) : 188
4.      Azas Manfaat
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. QS Al Maidah (5) : 90-91
Menginfaqkan/memanfaatkan/membelanjakan harta
            Adapun kriteria dalam menginfaqkan/memanfaatkan/membelanjakan harta:
1.      Digunakan sebagai sarana ibadah dan taat kepada Alloh SWT
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". QS Ibrahim (14) : 7
2.      Diinfaqkan untuk memberi nafkah kepada anak dan istri
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” QS Al Baqarah (2) : 177
3.      Diinfaqkan di jalan Alloh SWT, seperti shodaqoh, jihad, dll
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” QS Ash Shaf (61) : 10-11
4.      Tidak boros
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” QS Al A’raf (7) : 31
5.      Tidak mubadzir
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” QS Al Isra (17) : 26-27
6.      Tidak bakhil
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” QS Al Furqon (25) : 67
7.      Tidak lalai akan berdzikir dan beribadah kepada Alloh SWT
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” QS Al Munafiqun (63) : 9
8.      Tidak dipergunakan untuk berfoya-foya

0 komentar:

Posting Komentar