Sasaran :
·Memahami
bahwa dakwah Islam memililki karakter yang khas dan istimewa dan mampu menyebutkan
contoh-contohnya.
·Menyadari
kewajiban untuk mengaplikasikan berbagai ciri dalam aktivitas dakwahnya.
·Menyadari
bahwa semua ciri dakwah Islam hanya dapat diwujudkan melalui hizbullah.
Ringkasan :
Dakwah
Islam memiliki beberapa karakter yang menggambarkan bagaimana Islam sebenarnya.
Dakwah Islam adalah dakwah yang juga mempunyai karakter dan sifat-sifat Islam
itu sendiri. Dengan memahami karakter ini maka kita mendapatkan suatu pemahaman
yang jelas tentang dakwah. Kesadaran akan dakwah pun muncul sehingga kita dapat
mengembangkan dan memelihara dakwah ke masyarakat.
Di
antara ciri-ciri dakwah adalah Rabbaniyah, Islamiyah qobla jam’iyah, syamilah
ghoiru juz’iyah, mu’ashirah ghoiru taqlidiyah, mahaliyah wa ‘almiyah, ‘ilmiyah,
bashirah Islamiyah, mana’ah Islamiyah, inqilabiyah ghoiru tarqi’iyah.
Dengan
ciri-ciri dakwah ini, akan dapat menjelaskan bagaimana sebaiknya dakwah dan
jamaah Islamiyah. Penggambaran ciri dakwah ini juga akan membentuk suatu fikrah
dan kesadaran bagaimana dakwah yang baik, benar, dan perlu diikuti. Persaingan
antara dakwah dan jamaah Islamiyah serta berbagai persoalan yang berkaitan
dengan jamaah dapat dijawab dengan materi khosoisud da’wah. Kesan yang
diperoleh dari materi ini disebabkan karena beberapa ciri-ciri yang dibedah
disini adalah kekerungan-kekurangan yang dimiliki oleh beberapa jamaah dan kelebihan
yang dimiliki jamaah IM.
Hasiyah
1. Khoshoisud
da’wah
Syarah
· Khoshoisud da’wah adalah ciri-ciri dakwah atau jamaah. Berbagai ciri-ciri
ini ada yang berkaitan dengan program, sasaran, sifat, aktivitas, dan proses
perjalanan dakwah. Penggambaran ciri dakwah ini hanyalah sebagian saja tetapi
semuanya merupakan bagian dari sifat dan ciri Islam itu sendiri. Ciri dakwah
yang disampaikan disini adalah sebagian saja karena luasnya ciri dakwah Islam
yang dimiliki. Ciri dakwah Islam sesuai dengan ciri Islam itu sendiri.
Penjabaran ciri-ciri di bawah ini hanyalah berkaitan dengan hal-hal yang
penting saja atau yang dapat dijadikan sasaran.
2. Rabbaniyah
Syarah
· Dakwah yang rabbani adalah dakwah yang merabb (berorientasi kepada tuhan).
Rabbani berarti segala aktivitas dakwah Islam harus merujuk kepada Allah
sebagai rabb. Minhaj dan ghoyah harus dikembalikan kepada Allah SWT. Beberapa
petunjuk yang dapat dijelaskan disini adalah ciri dakwah rabbani berarti mereka
yang terlibat dalam dakwah harus melakukan tadarus dan ta’lim. Pelaku dakwah
rabbani harus memiliki sifat yang tidak lemah, tidak bersedih hati, tidak wahn
tetapi berani dan siap berhadapan dengan siapapun. Dakwah rabbani juga
menjunjung tinggi syura yang merujuk kepada Allah (sumber), Rasul (cara), dan
ulil amri (nizam).
· Dakwah rabbani juga mengambil aqidah dan tauhid sebagai sesuatu yang utama,
warna akhlak Islamiyah, ukhuwah Islamiyah, dan jihad juga merupakan ciri dakwah
rabbani. Dakwah rabbani juga bertumpu kepada tarbiyah takwiniyah dalam
membentuk kader dan kemudian menerjunkan kader kedalam masyarakat melalui
ketokohan, kepakaran, dan keikutsertaan.
Dalil
· Al Qur’an Surat
Ali Imron 3:79 ;
Tidak wajar bagi seseorang manusia
yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata
kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan
penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al
Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.
· Al Qur’an
Surat Ali Imron 3:146 ;
Dan berapa banyaknya nabi yang
berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa.
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,
dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang yang sabar.
3. Islamiyah
qobla jam’iyah
Syarah
· Islam mengajak dan menyeru perasatuan bukan perpecahan. Diantara penyebab
perpecahan adalah ta’asub dengan jamaah atau kumpulan. Allah SWT berfirman agar
melarang kita berpecah belah dan berbangga-bangga dengan kumpulan, tetapi Allah
SWT menyuruh kita bersatu di dalam Islam melalui aqidah Islamiyah dan I’tisham
bihablillah.
· Islamiyah qobla jamiyah bukan menafikan peranan jamaah atau tidak
memerlukan jamaah atau kumpulan. Pernyataan ini adalah usaha meluruskan dan
untuk menduhulukan Islam dari jamaah sehingga mengenal Islam dan sadar Islam
adalah prioritas utama yang kemudian dapat menerima peranan jamaah setelah
kesadaran Islam. Hal ini akan membentuk sikap kepada pribadi untuk menerima
semua golongan atau mau berdakwah kepada semua golongan sehingga memudahkan
munculnya dakwah ustadziyatul ‘alam.
· Pembedahan jamaah diberikan setelah kesadaran mad’u kepada Islam sehingga penerimaan
jamaah dilakukan dengan cara yang baik. Sikap kepada jamaah sebagai wasilah dan
bukan satu-satunya tujuan walaupun jamaah digunakan untuk membawa dakwah kita.
· Pendekatan Islamiyah juga berarti juga kita memberikan bagaimana semestinya
kita seorang muslim dengan dakwah Islamiyah akan terbentuk syakhshiyah
Islamiyah. Siapakah yang menjalankan dakwah ini? Jawabannya adalah jamaah.
Memberikan fikrah mengenai ciri-ciri dakwah Islam adalah usaha untuk mengajak
manusia ke dalam jamaah setelah mereka memerlukan atau memahami kepentingannya.
Dalil
· Al Qur’an
Surat Ar Ruum 30:31-32 ;
dengan kembali bertaubat kepada-Nya
dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah
agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan.
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
· Al Qur’an
Surat Al Hujurat 49:13 ;
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
· Al Qur’an
Surat Ali Imron 3:103 ;
Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
4. Syamilah
ghoiru juz’iyyah
Syarah
· Dakwah Islam adalah sesuai dengan nilai Islam sehingga dakwah Islam harus
bersifat syamilah (sempurna). Dakwah tidak boleh juz’iyyah (parsial). Syamilah
dari segi program, aktivitas, tujuan, dan minhaj. Dakwah yang syamilah juga
mencakup bidang tarbiyah, dakwah dan sosial, budaya, politik, ekonomi dan
pertahanan dan keamanan. Aspek ini harus dibicarakan oleh dakwah. Tanpa
membahas masalah ini atau hanya membahas masalah dakwah saja maka dakwah
bersifat juziyah.
· Dakwah syamilah juga menekankan peranan dan aktivitas dakwah yang membahas
masyarakat dan keahlian, dakwah juga bertumpu kepada jihad dan tegaknya
syariat. Dakwah syamilah berperan di dalam membangun masyarakat melalui potensi
dirinya.
· Pemahaman terhadap dakwah syamilah ini akan membuka pemikiran aktivis
perlunya dakwah dan agar Islam dapat diterima masyarakat. Diterimanya aktivis
oleh masyarakat tentunya mempunyai beberapa ciri misalnya karena tokoh, status,
kemampuan, kepakaran, dan lain sebagainya. Untuk memcapai ciri ini maka dari
sekarang jamaah dan dakwah sudah memikirkan dan bergerak dengan berbagai
bidang.
Dalil :
·Al Qur’an
Surat Al Baqarah 2:208 ;
Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.
· Al Qur’an
Surat Al An ‘am 6:161-162 ;
Katakanlah: "Sesungguhnya aku
telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar,
agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik."
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.
5. Mu’ashirah
ghoiru taqlidiyah
Syarah
· Dakwah bersifat mu’asirah (kontemporer) dan tidak taqlidiyah (kuno).
Pendekatan dakwah secara minhaj harus mengikuti asholahnya yaitu Al
Qur’an dan Sunnah walaupun ada yang menyebutkan bahwa pendekatan ini adalah
kuno. Tetapi secara uslub seperti wasilah dan strategi harus canggih dan
mengikuti perkembangan semasa.
· Pendekatan mu’asirah berarti mengambil situasi dan kondisi, peristiwa,
sikap, keperluan dan kemudian dikaitkan dengan sasaran. Pendekatan mu’sirah di
dalam dakwah misalnya dakwah dengan internet, power point dan sebagainya.
· Dakwah mu’asirah juga menggunakan pendekatan semasa seperti partai, pemilu
dan sebagainya. Peperangan juga dilakukan dengan senjata yang canggih bukan
dengan panah atau pisau, begitu kendaraan tidak dengan kuda atau unta.
· Pendekatan taqlidiyah adalah pendekatan kuno yang tidak memperhatikan
perkembangan zaman dan merujuk secara buta kepada sesuatu yang kuno dan mungkin
tidak lagi sesuai dengan keadaan sekarang. Sikap taqlid juga muncul karena
kurangnya pengetahuan sehingga mengikuti sesuatu tanpa pemahaman yang jelas,
atau melaksanakan sesuatu tanpa ilmu.
6. Mahaliyah wa
‘alamiyah
Syarah
· Dakwah Islam sesuai dengan nilai Islam yang universal. Islam adalah agama
untuk semua manusia dan juga rahmat bagi seluruh alam. Kahadiran Islam adalah
mendunia dan juga untuk kebahagiaan makhluk, khususnya manusia. Dakwah yang
global dan dunia adalah ciri dakwah Islam, oleh karena itu dakwah dan jamaah
juga harus bertaraf internasional. Ummat Islam ada di segala penjuru dunia maka
dakwah dan jamaah pun harus ada di penjuru tersebut. Tandzim dan jamaah di
setiap negeri haruslah berkaitan juga dengan tandzim yang ada di luar dn
menyatu di dalam kekuatan dakwah Islam.
· Walaupun dakwah adalah bersifat internasional tetapi operasional kita
adalah mahaliyah (tempat). Tempat dimana kita berada, berdiri, dan menginjakkan
kaki itulah sebagai tempat dakwah kita, tetapi secara fikrah dan hubungan harus
bertaraf internasional. Dengan demikian ta’awun dan kesatuan ummat akan
terwujud.
· Jamaah dan dakwah sepakat bahwa ini lebih kepada qotr atau negeri misalnya
jamaah atau dakwah yang sebatas Malaysia dan tidak berhubungan secara struktur
dengan dakwah dan jamaah di luar. Padahal suatu kenyataan yang kita hadapi
bahwa musuh Islam bersifat Internasional, mereka pun bersatu untuk melawan kita
dan menghancurkan secara berjamaah dari berbagai arah di dunia. Keadaan
demikian juga menuntut kita untuk melakukan dakwah secara internasional, selain
untuk menghadapi musuh juga untuk menegakkan syari’ah.
· Tuntutan dunia ke arah globalisasi juga akan membawa dakwah Islam dilakukan
secara mendunia dan global, terbuka serta universal.
Dalil :
· Al Qur’an
Surat Saba 34:28 ;
Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
· Al Qur’an
Surat Al Anbiya 21:107 ;
Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
7. ‘Ilmiyah
Syarah
· Dakwah yang islami adalah dakwah yang berjalan melalui pendekatan ilmiyah,
sehingga muncul kesadaran Islam. Pendekatan kuliah, ceramah, perbincangan,
latihan adalah sebagian usaha pendekatan dakwah secara ilmiyah. Tanpa
pendekatan ilmiyah, maka dakwah akan diikuti oleh mereka yang taqlid, bodoh,
tidak sadar dan ikut-ikutan sehingga akan membahayakan jamaah itu sendiri.
Allah SWT melalui firmannya di dalam Al Qur’an atau Muhammad SAW melalui
sabdanya di dalam hadits selalu menekankan ilmu dan cara pendekatan Qur’an dan
Hadits dengan cara ilmiyah yaitu usaha menyadarkan Islam bukan memaksa dan juga
bukan memberikan tekanan. Masalah tekanan dan paksaan adalah sesuatu yang
dilarang oleh Islam. Pendekatan ilmiyah ini mengajak manusia berfikir dan
mengerjakan amalan Islam secara bertahap mengikuti pemahaman dan kesadaran.
Cara demikian akan menghasilkan suatu cara yang sangat efektif dalam
membentuk kesadaran Islam.
Dalil:
· Al Qur’an
Surat Al Isro 17:36 ;
Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
· Al Qur’an
Surat AL Baqarah 2:256 ;
Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162]
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
8. Bashirah
Islamiyah
Syarah
· Keterangan yang nyata dengan bukti yang jelas dan benar adalah sifat Islam.
Dakwah harus mendasarkan minhaj dan programnya kepada Islam. Dalil-dalil,
rujukan, dan panduan dari Islam adalah ciri dakwah Islam, bukan minhaj yang
berasal dari luar Islam.
· Keadaan yang dapat menipu adalah keadaan orang putih yang sudah maju dan
mengeluarkan banyak produknya misalnya masalah manajemen. Hal ini dapat
mempengaruhi kita memakai teori-teori itu tanpa dipilih atau dilihat menurut
Islam. Manajemen Barat berbeda dengan manajemen Islam. Penerapan manajemen
Barat ke dalam dakwah dan jamaah Islamiyah adalah suatu yang keliru atau akan
menghancurkan dakwah itu sendiri. Hal ini adalah suatu bukti dari dakwah yang
tidak berdasarkan bashirah Islamiyah.
· Masalah yang berkaitan dengan dugaan atau pengalaman yang terbatas juga
akan menghambat sikap kepada bashirah Islamiyah. Oleh karena itu perlu rujukan
yang kuat kepada Islam, sehingga Islam mewarnai gerak dakwah kita.
9. Mana’ah Islamiyah
Syarah
·
Dakwah Islam
harus mempunyai ciri-ciri mana’ah (kebal/benteng) Islam. Untuk mencapai ini
maka dakwah berorientasi kepada pencapaian penguasaan teori (istiab nadhori),
penguasaan moral (istiab ma’nawi) dan penguasaan amal (istiab amal).
·
Penguasaan
teori ini dicapai apabila pribadi yang didakwahi diberi bekal dengan pengenalan
kepada prinsip Islam (ma’rifatul mabda’) seperti rukun Islam, rukun iman, dan
prinsip lainnya. Selain itu juga mad’u perlu diberi pengenalan kepada fikrah
(ma’rifatul fikrah) dan pengenalan minhaj (ma’rifatul minhaj). Ketiga
pengenalan ini dilakukan agar mencapai penguasaan teori. Biasanya bahan-bahan
tamhidiyah I (level UK) diusahakan untuk mencapai sasaran ini.
·
Penguasaan
moral dicapai dengan cara menumbuhkan melalui latihan, amalan, dan aplikasi
yaitu kehendak yang kuat (al wafa tsabit). Sasaran ini dicapai dengan
mengamalkan konsep yang sudah difahami dalam bentuk amal, biasanya dalam bentuk
latihan, tugas, dan program bersama yang dilakukan.
·
Sedangkan
penguasaan amal dicapai dengan gerakan yang terus-menerus (harakah mustamirah)
dan semangat pengorbanan (ruhul bazl). Tadzrib, tamrinat dan sebagainya adalah
cara dakwah mencapai penguasaan amal ini.
10. Inqilabiyah ghoiru tarqi’iyyah
Syarah
·
Perubahan
yang dikehendaki oleh dakwah adalah perubahan yang bertahap di dalam proses
yang dikehendaki untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Perubahan tidak
mendadak dan asal jadi saja tetapi lebih kepada perubahan yang bertahap
(inqilabiyah) mengikuti kemampuan, kefahaman, dan level mad’u.
·
Dengan
perubahan yang demikian maka dapat menghasilkan pribadi yang furqon sehingga
muncul pribadi yang kuat.
1 komentar:
IZIN COPAS, TERIMAKASIH SANGAT MEMBANTU. JAZAAKA ALLAH KHAYR
Posting Komentar